Translate

Selasa, 26 April 2016

Ironi Mengurus SIM

Apabila Anda memiliki kepentingan untuk mengurus SIM di Polresta daerah Anda tinggal, terdapat suatu pemahaman yang harus diluruskan. Pemahaman itu adalah perbedaan definisi antara Calo dengan "Polisi Penolong".

Pada saat mengurus SIM (Surat Izin Mengemudi), baik pembuatan baru, perpanjangan maupun mengurus kehilangan. terdapat perbedaan makna antara Calo dengan "Polisi Penolong". Calo adalah Orang yang menyediakan "jasa" pengurusan SIM tetapi Ia berada di luar lingkaran Institusi tersebut. sedangkan "Polisi Penolong" adalah orang yang menawarkan Jasa Pengurusan SIM dan Ia berada dalam lingkaran Institusi tersebut.

Suatu hal yang menarik bagi Kita bukanlah Calo vs "Polisi Penolong". Namun, lebih memfokuskan pada Peran Keterlibatan "Polisi Penolong" dalam pengurusan SIM. seperti yg kita ketahui pengurusan SIM memiliki berbagai tahapan. terkadang tahapan tersebut memakan waktu yg lama, bisa berhari-hari bahkan sampai berminggu-minggu, di situlah peran "Polisi Penolong". mereka menyebut hanya untuk "menolong" memperpendek dan mempermudah pengurusan tsb.

Setali tiga uang dengan itu, org yg mengurus SIM juga merasa "terbantu" dengan hal tersebut. jadilah bertemu api dengan panggang. tak ada lagi rasa bersalah telah men- "zalimi" prosedur yg sebenarnya.

Harga yg dipatok oleh Si Penyedia Jasa juga beragam. tergantung bagaimana kemampuan negosiasi Kita dengan Mereka. Umumnya harga yg dipatok adalah diatas Rp. 120.000,-

sesungguhnya,
siapa pihak yang salah disini? apakah Kita? atau Mereka?

Apabila ditelaah lebih dalam, tak ada pihak yg bersalah. satu sisi Orang yg mengurus SIM ingin pengurusannya cepat. di sisi lain "Polisi Penolong" juga ingin memiliki Umega (Usaha Menambah Gaji). Mereka tidak menganggap itu sebagai tindakan pidana. melainkan itu adalah salah satu cara melayani dan mengayomi masyarakat sebagaimana motto mereka.

Jadi, satu hal yg perlu Kita luruskan yaitu apabila Kita mengurus SIM dan bertemu dengan kepentingan "Polisi Penolong", Kita tidak perlu menganggap hal itu sbg dosa dan hal yg tak baik. kita memiliki pilihan, apakah memanfaatkan jasa nya atau boleh mengikuti tahapan konvensional, tahapan yg seharusnya. apabila memanfaatkan jasa tersebut, Kita menjadi lebih cepat dlm pengurusan SIM. tetapi apabila menggunakan cara Konvensional, akan lebih lama. Namun, terdapat kepuasan bathin bahwa Kita memang org yg pantas mendapatkan SIM tersebut karena telah melalui berbagai tahapan dan serangkaian tes yg ada.

So, silahkan pilih yang mana...

Selasa, 12 April 2016

Jalani Hidup Seperti Air Mengalir

prinsip itu hanyalah bagi org yg tidak memiliki perencanaan.

Alhamdulillah kalau air itu mengalir ke sawah. bisa utk membuat padi tumbuh. bahkan apabila air tsb mengalir ke ladang, bisa menumbuhkan berbagai tumbuhan yang sehat.

Tapi jika air itu mengalir ke selokan dan menjadi sarang nyamuk DBD??
sungguh sangat buruk!!
apabila di ibaratkan ke manusia, Ia menjadi sampah masyarakat. menjadi cemas masyarakat jika Ia ada.

oleh karena itu, persiapkan selalu apa yang akan dilakukan dalam hidup ini, khusus nya dalam hal-hal yang esensial dan penting.

(intisari khutbah Jumat beberapa bulan yang lalu)